Monday, June 22, 2009

ISLAM YANG SEDERHANA

Sore ini Pak Ustadz kedatangan tamu. Simon namanya. Usia Simon masih muda. Sekitar tiga puluhan. Meski sudah menginjak usia tigapuluh, Simon belum lagi menikah. Ia masih suka melajang.

Alasan Simon melajang membuat Pak Ustadz tertawa. Katanya, ia belum mau menikah karena ia masih mengejar ilmu keagamaan. Lucunya, demikian kata Simon selanjutnya, semakin ia belajar agama, semakin bingung ia.

"Memang Bang Simon belajar agama ke mana kok malah bingung?" tanya Pak Ustadz.

"Oh, semua acara agama pasti saya datangi Pak Ustadz, " jawab Simon tegas.

Simon lalu menceritakan kegiatannya. Setiap hari tidak ada acara keagamaan yang tidak ia ikuti. Dari mulai majelis zikir, majelis taklim, liqo, halaqah; semua ia ikuti. Dari mulai aliran Islam yang "lembut" hingga yang paling "keras" sekalipun, ia datangi.

Tetapi, semakin ia bersemangat, semakin ia tidak paham, mana yang benar dan mana yang keliru. Mana ajaran yang harus diikuti dan mana yang mesti diabaikan.

"Saya jadi jengkel Pak Ustadz. Semangat saya mengaji jadi turun..."

Pak Ustadz tersenyum.

"Kok Pak Ustadz malah tersenyum," protes Simon.

Pak Ustadz kali ini tertawa. Simon menjadi semakin tidak enak hati. Tapi, Pak Ustadz langsung memupus ketidakenakan hati Simon dengan berkata.

"Kalau Bang Simon tak mau bingung syaratnya hanya dua....?"

"Apa itu Pak Ustadz?" sergah Simon.

"Niatkan hati Bang Simon mengaji semata-mata karena Allah, jangan karena yang lain. Ikhlas! Yang kedua, ikutilah jejak Nabi dalam beragama, jangan mengikuti yang macem-macem. Itiba'! Kalau Nabi tidak memberi contoh ya jangan diikuti, bikin susah nanti."

"Hanya itu?"

Pak Ustadz mengangguk lembut.

"Sederhana sekali Pak Ustadz?" Simon tersenyum.

"Ya. Islam memang agama yang sederhana. Islam tidak diciptakan untuk membuat sulit umatnya..."

Kali ini Pak Ustadz berdoa, semoga dengan penjelasannya itu Simon tidak bingung lagi sehingga ia segera dapat mengakhiri masa lajangnya. * * *

No comments: