Wednesday, February 10, 2010

MUEEZA

Pak Ustadz terjebak macet. Mobil angkot yang ditumpanginya tiba-tiba berhenti. Tanpa sebab. Mobil itu tak bergerak sama sekali. Diam. Hanya suara mesin yang menderu. Suara mesin itu bersahut-sahutan dengan suara mesin mobil yang lain. Bising.

Para penumpang gelisah. Sinar matahari siang yang menghunjam ke tubuh terasa benar. Panas. Keringat mengucur deras. Dari sela-sela kulit mereka.

"Huuuh... Kenapa sih! Nggak jalan-jalan ini mobil. Sudah panas, macet lagi."

Seorang ibu berkerudung mengeluh. Para penumpang lain tersenyum. Kecut. Mereka tak mungkin menghilangkan keluhan sang ibu. Maka yang keluar kemudian adalah keluhan yang bersahut-sahutan.

"Mobil mogok mungkin..." cetus seorang pemuda berpakaian rapi.

"Sepertinya bukan. Kalau mobil mogok, pasti mobil ini bergerak ke samping. Ini nggak kok.." lontar gadis berpakaian mini.

"Apa tabrakan ya? Tapi, kalau tabrakan, jalanan di depan kok sepi-sepi saja," tukas seorang bapak berkaca mata tebal.

Pak Ustadz diam termangu. Ia melihat ke depan. Alhamdulillah... Mobil-mobil sudah bergerak. Meski sangat lambat. Tapi, tidak lama. Mobil yang Pak Ustadz tumpangi mulai berjalan normal. Mata para penumpang bergerak liar. Mereka mencari penyebab kemacetan yang sesaat.

"Wow....Anak kucing!"

Seekor anak kucing berbulu indah menyeberangi jalan. Tertatih-tatih. Matanya menyorot jenaka. Pada mata yang menyapanya.

"Pantas macet. Kucing....dilawan. Mana berani. Mobil pasti memilih berhenti demi memberikan jalan buat sang kucing."

Pak Ustadz tersedak oleh percakapan di angkot. Benaknya tiba-tiba berpikir keras. Kenapa ya orang-orang sangat menghormati keberadaan seekor kucing? Bahkan orang yang menabrak kucing di jalan kerap terpengaruh bayangan buruk bila tidak menolong dan merawatnya.

Mueeza! Ah, ya pasti ini gara-gara Mueeza! Mueeza, kucing peliharaan Nabi agung, Muhammad!

Gara-gara Mueeza, Nabi mewartakan kepada para sahabatnya agar menyayangi kucing seperti menyayangi keluarganya sendiri. Gara-gara Mueeza pula Nabi mengancam umatnya dengan api neraka bila mereka menyengsarakan kucing yang berdiam di rumahnya. * * *

3 comments:

Anonymous said...

Pemungut Sampah Hikmah?
Hikmah koq dibilang sampah.

pemungut "sampah hikmah" said...

Oh, nggak boleh ya? Kalo gitu, maaf....

Anonymous said...

itu memang sering terjadi dijalan xD