Friday, August 20, 2010

21 TAHUN TERTIDUR

Hari libur. Fakih masih saja asyik dengan selimut dan bantalnya. Matanya terpejam. Rapat. Tubuhnya tak bergerak. Seolah mati. Padahal, pagi sudah hendak menanti. Ayah, ibu, dan ketiga adiknya sudah terjaga sedari tadi.

Pak Ustadz menggeleng-gelengkan kepalanya. Selalu saja begitu. Sejak dulu. Hobi tidur anak sulungnya itu telah sedikit merepotkan Pak Ustadz. Juga mengkhawatirkan. Tidak pagi, siang, sore, atau malam, tidur seperti menjadi idaman.

"Kak, bangun! Bangun!"

Suara Pak Ustadz tak membuat Fakih bergerak. Ia tetap saja diam. Seperti tidak mendengar suara dan tepukan ayahnya sendiri. Pak Ustadz sedikit geregetan. Karena, adzan subuh sudah siap-siap hendak dikumandangkan dari masjid seberang.

Pyur! Pyur!! Pyur!!!

Fakih gelagapan. Cipratan air dari tangan Pak Ustadz mengenai mukanya. Seketika Fakih terjaga. Matanya melek. Tapi, badannya masih saja tergelepar di tempat tidur. Melihat siapa yang usil Fakih mengeluh.

"Ah, Abi. Ngganggu saja. Inikan masih pagi..."

"Kak, ini hampir subuh. Ayo, siap-siap. Adik-adikmu sudah bangun dari tadi. Mereka sudah siap sholat berjamaah."

"Ah, aku nanti saja. Sholat sendirian."

Fakih menutupkan selimutnya rapat-rapat. Pak Ustadz tak mau kalah. Ia membuka selimut Fakih yang menutupi mukanya. Tak hanya itu, Pak Ustadz juga menarik tubuh Fakih hingga ia terduduk.

"Kakak, dengar!" ucap Pak Ustadz sedikit tegas. "Berapa usia Nabi saat wafat?"

Fakih terkejut. Ia bingung kenapa tiba-tiba ayahnya bertanya seperti itu. Mata Fakih mulai membuka.

"63 tahun," jawab Fakih.

"Selama usia itu, berapa tahun Nabi tidur?"

Fakih tak paham. Pertanyaan ayahnya membingungkan dirinya. Ia menggelengkan kepalanya. Pak Ustadz manggut-manggut.

"Jika usia Kakak nanti mencapai 63 tahun, maukah Kakak selama 21 tahun dari usia tersebut digunakan untuk tidur?"

"Ah, Abi ada-ada saja. Ya nggak mau."

"Nggak mau bagaimana? Kalau setiap hari manusia tidur delapan jam, berarti saat Kakak usia 63 tahun nanti, 21 tahunnya untuk tidur. Bahkan bisa lebih karena hobi Kakak tidur," kata Pak Ustadz sambil bergegas meninggalkan Fakih.

Fakih melongo. Lebih dari 21 tahun dalam hidup untuk tidur? Tidak!!!! * * *

No comments: